PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN PREMENSTRUAL SYNDROME

  • IRMA HAMDAYANI PASARIBU PRODI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN, UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA
Keywords: Aromaterapi, Menstruasi, Premenstrual Syndrome

Abstract

Premenstrual Syndrome (PMS) adalah suatu kondisi yang biasanya terjadi pada wanita pada fase luteal siklus menstruasi, biasanya berlangsung 7-14 hari sebelum menstruasi. Sebagian besar wanita usia subur mengalami beberapa gejala menstruasi. Premenstrual syndrome ditandai dengan gejala fisik, emosional dan perilaku yang secara signifikan mempengaruhi kehidupan sehari-hari seorang wanita, termasuk pekerjaan dan aktivitas sehari-hari yang terjadi selama fase luteal dan menghilang dengan sendirinya dalam beberapa hari setelah menstruasi. Aromaterapi merupakan salah satu cara nonfarmakologi untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental. Aromaterapi dapat menurunkan tingkat kecemasan, stres, mual, muntah dan nyeri. Menurut berbagai penelitian, minyak aromaterapi baik dari berbagai jenis bunga dan kayu berkhasiat dalam pengobatan dan psikoterapeutik. Minyak esensial kenanga memiliki sifat terapeutik sebagai antidepresan dan diindikasikan untuk kecemasan, frustrasi, ketegangan saraf. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh aromaterapi kenanga terhadap tingkat keparahan PMS. Penelitian ini merupakan quasy eksperimental dengan menggunakan rancangan One Group Pretest-Posttest. Teknik pengambilan sampel adalah Purposive Sampling, dengan menggunakan kuesioner The Shortened Premenstrual Assessment Form (SPAF) untuk mengetahui adanya gejala-gejala PMS. Sampel penelitian sebanyak 38 orang mahasiswi Kebidanan Unsika Angkatan 2019-2020. Hasil uji Paired T-Test diperoleh p-value = 0,00 (< 0,05), bahwa ada perubahan tingkat keparahan PMS setelah diberikan aromaterapi kenanga, yang artinya ada pengaruh aromaterapi kenanga terhadap penurunan tingkat keparahan PMS.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Ali, B. et al. (2015) ‘Essential Oils Used in Aromatherapy: A systemic Review’, Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine, 5(8), pp. 601–611. Available at: https://doi.org/10.1016/j.apjtb.2015.05.007.
Ardila, C.F. (2014) Hubungan Aktivitas Fisik dan Stres Dengan Sindrom Pramenstruasi Pada Remaja Putri Di SMA Bina Insani Bogor. Bogor. Available at: https://adoc.pub/queue/hubungan-aktivitas-fisik-dan-stres-dengan-sindrom-pramenstru.html (Accessed: 13 October 2021).
Desita Sari, N., Budi Musthofa, S. and Widjanarko, B. (2017) ‘Hubungan Partisipasi Remaja Dalam Kegiatan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) Dengan Pengetahuan dan Persepsi Mengenai Kesehatan Reproduksi di Sekolah Menengah Pertama Wilayah Kerja Puskesmas Lebdosari’, Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5, pp. 2356–3346. Available at: http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm.
Dewi, N.M.A.R. and Puspitasari, C.E. (2022) ‘Sosialisasi Manajemen Pre Menstrual Syndrome Pada Remaja Putri Di SMPIT Dan SMAIT Anak Sholeh Mataram’, Jurnal Abdi Insani, 9(1), pp. 108–113. Available at: https://doi.org/10.29303/abdiinsani.v9i1.455.
Fiebai, P., Ochuko Ukueku, A. and Ogu, R. (2019) ‘Pre Menstrual Syndrome’, in Menstrual Cycle. IntechOpen. Available at: https://doi.org/10.5772/intechopen.80492.
Freeman, E.W. et al. (2011) ‘Core symptoms that discriminate premenstrual syndrome’, Journal of Women’s Health, 20(1), pp. 29–35. Available at: https://doi.org/10.1089/jwh.2010.2161.
Gnatta, J.R. et al. (2014) ‘Aromatherapy With Ylang-Ylang for  Anxiety and Self-Esteem: a Pilot Study’, Revista da Escola de Enfermagem, 48(3), pp. 492–499. Available at: https://doi.org/10.1590/S0080-623420140000300015.
Isnandar et al. (2021) ‘The Effect of Cananga (Cananga Odorata) Aromatherapy on Anxiety Level of Patients Before Tooth Extraction in RSGM-P USU (Pengaruh Aromaterapi Kenanga (Cananga odorata) Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Sebelum Pencabutan Gigi Posterior di RSGM USU)’, Dentika Dental Jurnal, 4(1).
Mallavarapu, G.R., Gurudutt, K.N. and Syamasundar, K. v. (2015) ‘Ylang-Ylang (Cananga odorata) Oils’, in Essential Oils in Food Preservation, Flavor and Safety. Elsevier, pp. 865–873. Available at: https://doi.org/10.1016/B978-0-12-416641-7.00099-7.
Royal College of Obstetricians and Gynaecologists (2012) ‘Management of Premenstrual Syndrome’, Grren Top Gudeline [Preprint], (48).
Ryu, A. and Kim, T.H. (2015) ‘Premenstrual syndrome: A mini review’, Maturitas. Elsevier Ireland Ltd, pp. 436–440. Available at: https://doi.org/10.1016/j.maturitas.2015.08.010.
Santi & Pribadi (2018) Kondisi Gangguan Menstruasi pada Pasien yang Berkunjung di Klinik Pratama UIN Sunan Ampel, Journal of Health Science and Prevention. Surabaya. Available at: http://jurnalfpk.uinsby.ac.id/index.php/jhsp/article/view/104 (Accessed: 13 October 2021).
Tan, L.T.H. et al. (2015) ‘Traditional Uses, Phytochemistry, and Bioactivities of Cananga Odorata (Ylang-Ylang)’, Evidence-based Complementary and Alternative Medicine, 2015. Available at: https://doi.org/10.1155/2015/896314.
Uzunçakmak, T. and Ayaz Alkaya, S. (2018) ‘Effect of Aromatherapy on Coping With Premenstrual Syndrome: A Randomized Controlled Trial’, Complementary Therapies in Medicine, 36, pp. 63–67. Available at: https://doi.org/10.1016/j.ctim.2017.11.022.
Zhang, N. et al. (2018) ‘Cananga Odorata Essential Oil Reverses the Anxiety Induced by 1-(3-Chlorophenyl) Piperazine Through Regulating the MAPK Pathway and Serotonin System in Mice’, Journal of Ethnopharmacology, 219, pp. 23–30. Available at: https://doi.org/10.1016/j.jep.2018.03.013.
Published
2023-05-20
How to Cite
PASARIBU, I. (2023). PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN PREMENSTRUAL SYNDROME. Journal Of Midwifery, 11(1), 103-108. https://doi.org/10.37676/jm.v11i1.4436
Section
Articles